Yahudi Eksploitasi Tragedi Holocaust

WASPADA Online.

oleh : Ardhi Aries
Israel bisa saja berlindung di balik Amerika, tetapi sinyal buat Tel Aviv dari seluruh dunia sangatlah lantang dan jelas. Tidak hanya pemerintahan Ariel Sharon sedang menggiring negaranya ke jurang dalam menghadapi rakyat Palestina tetapi metode Israel dalam melibatkan negara lain dengan berkedok Holocaust, bencana pembunuhan atas enam juta Yahudi oleh Nazi Jerman, semakin menjadi kontraproduktif.

Tidak ada yang lebih benar dalam konteks hubungan kompleks antara Yahudi dan Jerman. Jerman sedang berusaha melawan Israel yang selalu bersikeras untuk mengabadikan apa yang pernah diperbuat Nazi pada kaum Yahudi. Bermula dari Willy Brandt, Republik Federal Jerman secara lantang memproklamirkan pertanggungjawaban dan penyesalan kolektif bangsa atas tragedi Holocaust. Dengan kekuatan Yahudi Amerika, kaum Yahudi juga menuntut kompensasi finansial dari perusahan Jerman yang terlibat dalam kriminal tersebut. Pada waktu yang sama, Jerman memberlakukan hukum yang keras terhadap berbagai aktivitas neo-Nazi dan bahkan pemujaan atas Hitler.Adaptasi besar yang harus dilakukan Jerman Timur setelah reunifikasi telah menggiring sebagian kalangan mudanya terlibat dalam aktivitas neo-Nazi sebagai bentuk protes yang juga dilakukan sebagian kecil di Jerman bagian barat. Ironisnya, Yahudi, sekitar setengah juta sebelum Perang Dunia II, saat ini justru membanjiri Jerman. Dari jumlah 15.000 pada akhir perang dan 33.000 pada 1990, jumlah mereka telah mencapai 200.000 saat ini. Fakta menunjukkan, terdapat lebih banyak Yahudi yang bermigrasi ke Jerman daripada ke Israel.
Generasi baru Jerman sekarang mempertanyakan mengapa mereka harus memikul tanggung jawab atas apa yang dilakukan Hitler. Mengeritik warga Yahudi dianggap tabu di Jerman, tetapi semakin banyak suara yang memprotes sikap ini. Sebagai contoh, Martin Walser, salah satu penulis paling dihormati di Jerman, mengeluh sekitar enam tahun lalu bahwa terlalu sering Holocaust dipakai sebagai “pagar moral” dalam diskusi. Majalah Economist, London, mengutip seorang pejabat Jerman mengatakan tahun lalu: “We are defencless. Kami tidak dapat mengungkapkan kebenaran; kami selalu takut (terhadap Yahudi).” read more